Jumat, 08 Mei 2015

UNDER ARMOUR—CHALLENGING NIKE IN SPORTS APPAREL

Company Background
Under Armour didirikan pada tahun 1996 oleh Kevin Plank, mantan pemain sepak bola dari University of Maryland. Plank memiliki ide desain pakaian olah raga dengan tekstil sintetis yang dimana pakaian akan tetap kering pada saat berkeringat atau “wicked away” walaupun semakin tinggi aktivitas olah raga yang dilakukan. Perusahaan ini awalnya bernama KP Sports dan berganti nama pada saat go public di akhir tahun 2005. Plank percaya bahwa Under Armour memiliki potensi untuk bertumbuh dalam waktu jangka panjang karena kemampuan perusahaan untuk membangun merek yang sangat kuat hanya dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, peluang yang signifikan untuk memperluas pasar mereka, dan fakta bahwa perusahaan hanya pada tahap awal membangun merek dan menembus pasar di luar Amerika Utara.
Under Armour merupakan perusahaan pelopor dalam performance apparel. Maksudnya adalah pakaian yang dirancang untuk menjaga atlet tetap nyaman,kering,dan leluasa sepanjang permainan, latihan atau olahraga. Teknologi di balik berbagai beragam produk Under Armour untuk pria, wanita dan pemuda sangat rumit, namun ide tersebut sangat sederhana yaitu Under Armour memiliki 3 cara dalam memproduksi produk nya yaitu HeatGear untuk kondisi panas lalu CoolGear untuk kondisi dingin dan terakhir ada AllSeasonGear untuk segala situasi. Misi dari Under Armour adalah untuk membuat gairah atlet semakin tinggi dalam olahraga melalui semangat dan desain inovasi yang ditawarkan melalui produk Under Armour. Sejak diperkenalkannya jenis teknologi pakaian olahraga, konsep tersebut telah banyak ditiru oleh semua merek olahraga utama.
Under Armour’s Strategy
Misi dari Under Armour adalah “to make all athletes better through passion, design, and the relentless pursuit of innovation” yang maksudnya adalah membuat semua atlet menjadi lebih baik dan berhasrat melalui inovasi. Mengacu pada misi dari Under Armour sendiri strategi perusahaan mengikutinya yaitu dengan berencana mengalhkan pesaingnya di sports apparel untuk mencapai profitabilitas unggul melalui penetrasi pasar melalui fitur fitur yang ditawarkan oleh Under Armour sendiri dimana keunggulan desain dan juga fitur performa dimana bahan yang digunakan oleh Under Armour dapat membuat kenyamanan tingkat tinggi bagi penggunanya. Tujuannya adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) berdasarkan fitur diferensiasi, seperti kualitas tinggi, pemilihan produk yang lebih luas, meningkatkan performa pengguna,nilai lebih dari pelayanan, style yang lebih menarik, dan keunggulan teknologi. Merk dari Under Armour sendiri diposisikan sebagai merk dengan kualitas tertinggi dan terbaik yang tersedia. Under Armour sendiri dilihat sebagai produk dengan kualitas tinggi dan berada pada keunggulan harga di pasar. Produk dari sepatu Under Armour pun sudah mulai dikenal oleh banyak orang dan dari pihak Under Armour berharap agar “Brand Position” mereka tidak hanya dilihat dari kualitas apparel sport tetapi juga dapat diadopsi dari produk mereka yang lain yaitu sepatu.
Under Armour menguraikan strategi mereka mulai dari pertumbuhan, lini produk, pemasaran dan distribusi. Under Armour mengejar strategi pertumbuhan untuk terus memperluas penawaran produk perusahaan, menargetkan segmen konsumen tambahan, mengamankan distribusi produk mereka. Strategi lini produk terdiri dari menciptakan lini produk yang beragam. Dalam strategi pemasaran olahraga Under Armour mereka melakukan kesepakatan dengan berbagai perguruan tinggi dan olahraga profesional tim, mensponsori berbagai macam perguruan tinggi dan acara olahraga profesional, dan menjual di bawah produk Under Armour langsung ke tim manajer peralatan dan atlet individu. Strategi pemasaran ritel mereka meningkatkan ruang khusus yang didedikasikan untuk produk Under Armour di toko-toko ritel. Hal ini akan meningkatkan visibilitas produk mereka dan meningkatkan brand awareness kepada para calon konsumen.

Porter Five Forces Model
Porter five forces model digunakan untuk menganalisis profitabilitas dari industry sports apparel dimana Under Armour bermain di Industri tersebut. Industry dari sports apparel ini termasuk sangat kompetitif karena permintaan akan produk produk yang berkaitan sangat banyak sekali yang mengakibatkan setiap perusahaan yang bermain di industry sports apparel harus berusaha keras untuk memposisikan merk mereka dimata konsumen agar konsumen tetap memilih produk produk dari merk mereka.
Persaingan antara perusahaan-perusahaan yang sudah mapan begitu sengit.  Industry apparel olahraga sangat kompetitif dan permintaan atas spesifikasi produk-produknya sangat tinggi. Switching cost yang rendah juga membuat persaingan semakin sengit. Kunci para pesaing dari Under Armour memiliki tingkat modal yang tinggi dan telah berhasil menerapkan economies of scale. Diferensiasi yang rendah dari produk juga semakin memanaskan persaingan.
Ancaman dari pesaing baru yang masuk ke dalam industry juga cukup tinggi. Olahraga dunia secara luas dan pasar bisnis clothing telah menjadi saksi berbagai trend yang berkembang di pasar seperti kesadaran akan gaya hidup sehat yang meningkat, munculnya jenis olahraga baru dan meningkatnya jumlah partisipan olahraga. Pada saat ini ada begitu banyak competitor yang tidak terhitung jumlahnya terdorong untuk memasuki pasar. Barriers to entry yang ada termasuk rendah dikarenakan pada industry apparel olahraga.
Dari berbagai macam strategi yang dilakukan oleh Under Armour, berikut merupakan kunci kesuksesan Under Armour dalam persaingan di industri pakaian olah raga dunia:

1.      Research & Development 

Untuk bersaing dengan pemain besar yang sudah lama berkiprah di industri pakaian olah raga, seperti Nike dan Adidas, Under Armour menginvestasikan banyak pada penelitian dan pengembangan produk. Under Armour berfokus pada inovasi pengembangan produk dalam hal desain, kesesuaian  produk (fit/pas) yang tepat dengan kondisi cuaca dan tubuh konsumen. 
2.      Sports marketing
Pemasaran dalam dunia bisnis sangat penting, khususnya dalam industri pakaian olah raga. Disamping itu, pemasaran industri pakaian olah raga memerlukan biaya yang besar. Under Armour mengeluarkan biaya untuk pemasarannya berkisar $168 juta (mengalami peningkatan 31% dari tahun sebelumnya). Biaya pemasaran tersebut digunakan untuk mensponsori pakaian tim olah raga. Dengan menjadi sponsor di beberapa tim olah raga, para penggemar olah raga akan terpengaruh untuk menggunakannya seperti apa yang dipakai oleh tim olah raga kesukaannya. Sehingga menjadi sponsor tim olah raga memiliki dampak dan pengaruh yang besar terhadap penjualan produk Under Armour.
3.      Distribution Strategy
Dalam industri pakaian olah raga yang sudah banyak pemain besarnya, sangat penting untuk membuat dan mengelola jaringan distribusi secara efisien agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Melalui toko grosir dan eceran yang tersebar di banyak wilayah dunia seperti di Amerika Utara, Eropa dan Asia dan, Under Armour dapat memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, Under Armour menawarkan produk langsung ke konsumen melalui jaringan internet. 

SWOT Analysis
Dalam SWOT Analysis kita dapat melihat kakuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh Under Amour. Berikut uraiannya:
1.      Strength
Under Armour memiliki kelebihan utama dalam inovasi produk pakaian olah raga. Inovasi tersebut ialah produk pakaian olah raga dengan menggunakan bahan kain yang disesuaikan dengan kondisi tubuh dan cuaca sehingga nyaman untuk dipakai. Produk-produk Under Armour tersebut diantaranya: HeatGear yang dirancang untuk digunakan di kondisi cuaca panas yang dimana badan si pengguna pakaian akan tetap terasa sejuk, kering dan ringan selama beraktivitas olah raga; ColdGear(r) yang dirancang untuk digunakan di kondisi cuaca dingin yang dimana temperatur badan si pengguna pakan tetap terasa hangat pada saat melakukan kegiatan olah raga di musim dingin seperti olah raga ski; dan AllSeasonGear yang dirancang dengan menggunakan bahan teknikal untuk menjaga si pengguna pakaian tetap merasa sejuk dan kering saat digunakan di kondisi cuaca yang berubah-ubah. Selain itu, Under armour juga mengembankan produk Charged Cotton, yang dibuat dari kain kering alami dan Storm Fleece, yang tahan air.
2.      Weaknesses
Under Armour menggunakan bahan mentah yang dikembangkan dan diproduksi oleh pihak ketiga dan ketersediaan sumber daya yang terbatas. Selain itu, dikarenakan bahan biaya bahan Under Armour, petroleum-based synthetics, yang fluktuatif mengikuti harga minyak mentah dunia. Kurangnya hak paten yang dimiliki oleh Under Armour, terbatasnya distributor internasional hingga kurangnya lini produk menjadi kelemahan yang dimiliki oleh Under Armour.
3.      Opportunities
Under Armour merupakan perusahaan baru di industri pakaian olah raga masih memiliki banyak peluang untuk lebih sukses dari Nike maupun Adidas. Under Armour dapat membidik generasi muda yang sedang gencar hidup sehat dengan berolahraga di dalam maupun luar ruangan yang membutuhkan pakaian yang nyaman dan inovatif sehingga dapat mendukung kegiatan olah raga mereka. Selain itu, masih banyak negara yang belum dimasuki oleh Under Armour sehingga menjadi peluang besar bagi perusahaan untuk memperluas jaringan pasar.
4.      Threats
Berbagai ancaman yang dihadapi oleh Under Armour seperti halnya produk diferensiasi dan produk substitusi dari merek lain. Disamping itu, biaya pekerja yang tinggi di beberapa negara seperti Amerika dan Tiongkok dan juga harga petroleum yang fluktuatif dapat menjadi ancaman bagi Under Armour dalam proses produksi.

Kesimpulan dan Saran

Under Armour merupakan perusahaan baru dalam industri sport apparel yang masih memiliki kesempatan yang luas untuk menjadi perusahaan yang sukses dan dapat mengalahkan perusahaan besar seperti Nike maupun Adidas. Under Armour memiliki kelebihan tersendiri dalam inovasi produk yaitu produk pakaian yang menggunakan teknologi cotton storm dan juga disesuaikan dengan kondisi cuaca dan tubuh si pemakai. Under Armour perlu meningkatkan investasinya dalam research and development untuk selalu berinovasi, menetapkan hak paten, memperbanyak lini produk dan diversifikasi produk dan juga memperluas jaringan internasional.  


Penulis : Arthur A. Thompson, University of Alabama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Untuk Komentarnya :)