Jumat, 08 Mei 2015

A preliminary study of ecommerce adoption in developing countries

INTRODUCTION
E-commerce adalah salah satu contoh yang paling terlihat dari cara di mana teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, meskipun upaya dan berbagai inisiatif, kita masih sangat jauh dari memastikan bahwa manfaat dari ICT yang tersedia untuk semua.

THEORETICAL BACKGROUND
Secara historis, ada dua aliran paralel penelitian konvergen pada adopsi TI. Di satu sisi, sementara penelitian dari sekolah positivis telah berkonsentrasi pada tujuan, statistik dari sebagian besar model varian difusi dan adopsi.
TAM adalah analog dekat Difusi Teori (Moore & Benbasat, 1991; Rose & Straub, 1998). Pertama, manfaat yang dirasakan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa sistem tertentu akan meningkatkan kinerja; Keuntungan relatif sejauh mana seseorang percaya bahwa teknologi tertentu akan meningkatkan tambahan melalui ogy technology. Kedua, persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai keyakinan seseorang yang menggunakan sistem akan memerlukan sedikit usaha atau tidak akan memiliki kurva belajar yang curam; kompleksitas didefinisikan sebagai keyakinan seseorang bahwa adopsi teknologi akan memerlukan sedikit kesulitan pemahaman dan penggunaan. Ketiga, pengaruh sosial atau norma subjektif adalah persepsi bahwa orang-orang penting kepada pengguna akan menegaskan adopsi; image adalah persepsi bahwa adopsi akan meningkatkan citra pengguna di mata kelompok sosial atau referensi. Keempat, kondisi memfasilitasi lihat kondisi obyektif yang dapat meningkatkan adopsi; kompatibilitas adalah persepsi konsistensi antara apa yang ditawarkan oleh teknologi dan sumber daya pengguna langsung dan nilai-nilai. Singkatnya, baik TAM dan Difusi Teori memeriksa mekanisme mendefinisikan isyarat perilaku terhadap mengadopsi artefak IT.

HYPOTHESIS DEVELOPMENT
Variable persepsi individu teknologi e-commerce
•           Performance expectancy
Harapan kinerja tentang e-commerce akan memiliki efek positif pada adopsi e-commerce di negara berkembang dan bahwa persepsi kegunaan ekonomi akan lebih kuat terkait dengan harapan kinerja dari kegunaan sosial atau strategis.
•           Social influence
Pengaruh sosial, identifikasi dan internalisasi akan memiliki efek positif pada adopsi e-commerce di negara berkembang, dengan identifikasi menjadi penentu yang paling penting dari pengaruh social.
•           Technological Opportunism
Oportunisme teknologi akan memiliki efek positif pada adopsi e-commerce di kalangan pengguna di negara-negara berkembang.

Variables Concerning Individual Perceptions Of Macro-Level Climate
kondisi memfasilitasi didefinisikan sebagai sejauh manaadopter calon di negara percaya bahwa faktor yang memungkinkan ada untuk mendukung adopsi teknologi e-commerce. Penerapan dari e-commerce sendiri juga sangat bergantung pada tingkat makro dari sosial dan ekonomi juga keadaan fasilitas yang menunjang, hanya dengan begitu maka e-commerce dapat berjalan dengan baik pada negara berkembang.
H4: untuk para pengguna di negara berkembang, kondisi fasilitas akan sangat berperan untuk menjembatani hubungan antara persepsi para penggunanya terhadap e-commerce dan pengadopsiannya.

Control Variables
Penelitian ini melibatkan 3 kontrol variabel yaitu: level of privatization of ICT, gross domestic product (GDP) per capita and gross national product (GNP)

Research Methodology
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan survei lapangan berdasarkan kuesioner yang dikelola untuk pengguna di negara-negara berkembang dengan bantuan dari PBB dan beberapa lembaga LSM. 
Survei ini dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan WebSurveyor 3.0. Survei itu diberikan secara online dan dapat diakses antara Desember 2005 dan Februari 2006.
Jumlah terhitung ada 172 responden dari 37 negara, 73 reponden lebih rendah dari jumlah awal peserta bersedia, tingkat respon akhir sekitar 37,7%. Peserta termasuk pengusaha (16%) dan karyawan di kedua swasta (31%) dan publik sektor (53%). Jumlah responden bervariasi antara empat dan enam untuk masing-masing 37 negara. Dari responden, 15,3% adalah perempuan dan 84,7% adalah laki-laki. Usia mereka berkisar 32-51 tahun, dengan rata-rata 39,2 tahun (SD = 4.3). Representasi partisipasi negara adalah sebagai berikut: 12 berasal dari Afrika, 16 dari Asia, 4 dari Balkan dan Commonwealth of Independent States, dan 3 dari Amerika Utara dan 2 dari Selatan Amerika.

Data Analysis
Model penelitian diuji dengan menggunakan parsial lesast squares (PLS).

Discussion Of Results
Penelitian ini menunjukan bahwa harapan dari kinerja dan pengaruh sosial secara langsung mempengaruhi e-commerce. Iklim sosial dan ekonomi juga memainkan peran yang penting sebagai moderatornya.
            Ekonomi, sosial, kebijakan dan akses merupakan hal yang berpengaruh terhadap kondisi yang terjadi dimana kebijakan dan akses merupakan indokator terkuat untuk merubah budaya adaptasi. Tahun 1997 China merupakan negara yang mendukung perubahan mekanisme pasar dimana pada tahun tersebut china mengajak warganya untuk menggunakan e-commerce yang dinamakan Golden Project yang mencakup pembangunan infrastruktur, mengumpulkan, menerapkan pembayaran, dan penerapan rantai pasokan secara online. Negara berkembang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, teknologi dan kebijakan IT dimana hal ini saling mendukung satu sama lain, dengan adanya teknologi dan kebijakan IT yang mendukung maka perkembangan ekonomi akan didapatkan dengan adanya efisiensi dan peningkatan layananan serta pemantauan yang dapat dilakukan setiap saat oleh pemerintah.
            Adanya fasilitas yang mendukung akan meningkatkan keberhasilan e-commerce dimana hal ini merupakan langkah yang harus dilakukan oleh semua pihak baik perusahaan maupun pemerintah. Fasilitas yang memadai akan menciptakan iklim e-commerce yang baik sehingga tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk e-commerce dapat berkembang dan dapat dengan cepat diadopsi tidak hanya masyarakat namun juga pemerintah.

Batasan dan Kesimpulan
            Study ini menunjukkan budaya e-commerce yang diteliti di negara berkembang sehingga sample yang digunakan bisa tidak mewakili dari populasi yang ada. Perkembangan e-commerce memiliki korelasi yang positif dengan peningkatan ekonomi di suatu negara berkembang dimana dengan penerapan teknologi ini maka kegiatan ekonomi yang terjadi dalam negara terseut dapat dilaksanakan dengan cepat dan dapat di monitoring. Penyediaan fasilitas dan kebijakan yang mendukung penerapan e-commerce menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah, namun demikian penerapan e-commerce ini masih mendapat beberapa anggapan negative mengenai keamanan dikarenakan metode transaksi yang dilakukan berbeda dengan transaksi sebelumnya.  



Sumber: Department of M&IS, Kent State University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Untuk Komentarnya :)